PERANAN “DESA PAKRAMAN “ DALAM MEMPERKUAT KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MELALUI KONSEP AJARAN “TRI HITA KARANA”

Ni Wayan Suarmini

Abstract


Arus globalisasi telah melanda dunia saat ini, batas-batas suatu wilayah ataupun negara seolah-olah semakin transparan. Hal ini membawa dampak pada kehidupan masyarakatnya. Desa-desa di Bali memiliki lembaga adat yang khusus mengurusi tentang Adat disebut Desa Pakraman. Dalam mengatur desa Pakraman menggunakan filosofi  Tri Hita Karana (tiga penyebab kesejahteraan), diwujudkan dalam tiga hubungan, yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Tiga hubungan itu sebagai landasan dalam memperkuat ketahanan sosial budaya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi Tri Hita Karana dan bagaimanakah peranan Tri Hita Karana dalam memperkuat ketahanan sosial budaya di Desa Pakraman. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah  mengetahui implementasi Tri Hita Karana, dan mengetahui peranan Tri Hita Karana dalam memperkuat ketahanan sosial budaya. Penelitian ini dilakukan di Desa Pakraman Darmasaba. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, dan data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian yang dicapai adalah Tri hita Karana diimplementasikan secara nyata pada Desa Pakraman dengan wujud Kahyangan Tiga sebagai media hubungan manusia dengan Tuhan, menyama braya sebagai media hubungan manusia dengan sesama manusia, dan penataan ruang dengan konsep Tri Mandala dan Tri Angga sebagai wujud kepedulian manusia terhadap lingkungan. Implementasi Tri Hita Karana yang dilaksanakan secara nyata dan turun temurun di Desa Pakraman dapat memperkuat ketahanan sosial budaya sebagai penanggkal pengaruh global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal.


Keywords


Desa Pakraman, Tri Hita Karana dan Ketahanan Sosial Budaya

Full Text:

PDF

References


Ardika, I Wayan. 2000. Kebudayaan Lokal Multikultural dan Politik Identitas dan Releksi Hubungan Antar Etnis Antara Kearifan Lokal dengan Warga Cina di Bali. Denpasar. Pascasarjana UNUD

Ashrama, B, 2005, Implementasi Konsep Tri Hita Karana Pada Beberapa Hotel di Bali. Thesis Program MM- Unud, Denpasar.

Kaelan, dkk. 2007, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jogyakarta, Paradigma.

Koentjaraninggrat, 1993, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta, PT. Gramedia.

Moleong, Lexy J, 1993, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial, Sketsa Teori, dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia. Yogyakarta. PT.Tiara Wacana.

Sunardi, RM, 1997, Teori Ketahanan Nasional. Jakarta, Hastanas.

..................., 2005, Pembinaan Kebangsaan Indonesia Dalam Rangka Mewujudkan Integritas Negara dan Pembentukan Jati Diri Bangsa. Jakarta, PT. Kauternita Adidarma.

Titib, I Made, 2002, Tri Hita Karana Menurut Kitag suci Weda dan Aktualisasinya, Denpasar

Wahab, Abdul. 1997. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta. Bumi Aksara.

Wiana, I Ketut, 2001, Memelihara Tradisi Weda. Denpasar, Penerbit, PT. BP.

......................., 2007, Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu, Surabaya, Paramita.

MAJALAH:

Atmaja, Punia. 1994, Desa Kala Patra/ Awig-Awig Desa Adat, Warta Hindu Dharma No. 331 Tahun 1994 Denpasar.

Swarsi, S. 1998, Eksistensi Desa Adat di Bali, Permasalah dan Pemberdayaannya, Warta Hindu Dharma No.381 Tahun 1998, Denpasar.

LAIN-LAIN.

Awig-awig Desa Adat/Desa Pakraman Darmasaba, tahun 1988.

Monografi Desa Darmasaba, Tahun 2007




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24433527.v4i1.635

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

p-ISSN (1979-5521)  e-ISSN (2443-3527)