Pemetaan Daerah Rawan Longsor dengan Metode Penginderaan Jauh dan Operasi Berbasis Spasial, Studi Kasus Kota Batu Jawa Timur

Hana Sugiastu Firdaus, Bangun Muljo Sukojo

Abstract


Jenis tanah pelapukan hasil letusan gunung api yang memiliki tingkat kesuburan tinggi terdapat di sebagian wilayah Indonesia. Komposisi tanah tersebut tersusun atas lempung dan sedikit pasir. Hal ini akan menimbulkan dampak negatif akan potensi tanah longsor jika tanah tersebut berada di atas batuan kedap air pada perbukitan dengan kemiringan sedang hingga terjal serta tidak ada tanaman keras berakar kuat. Fenomena tersebut dapat terjadi di daerah dengan topografi perbukitan seperti halnya di wilayah Kota Batu. Metode penginderaan jauh yang didasarkan pada citra satelit dapat digunakan untuk memetakan kawasan rawan longsor untuk wilayah yang relatif luas. Citra satelit menggambarkan reflektan dari objek di permukaan bumi yang di dalamnya terdiri dari komposisi beberapa band/kanal dengan rentang panjang gelombang tertentu. Komposit band dari citra digunakan untuk mempertajam objek sehingga memudahkan untuk melakukan klasifikasi tutupan lahan di permukaan bumi. Pemetaan zonasi area rawan longsor di Kota Batu didasarkan dari  perhitungan bobot dan scoring tiap parameter longsor yang meliputi kondisi geologi, jenis tanah, curah hujan, tingkat kelerengan serta tutupan lahan hasil olahan citra satelit serta dilanjutkan dengan operasi spasial dari parameter tersebut. Hasil yang didapat menunjukan skor komulatif potensi tanah longsor di Kota Batu berkisar antara 1,55 – 3,65 yang didominasi oleh kategori rawan dengan luas area sekitar 125,97 km2. Pemetaan kawasan rawan longsor sangat diperlukan untuk membantu penetapan arahan kebijakan guna mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat longsor.


Keywords


tanah longsor; penginderaan jauh; operasi spasial; tutupan lahan; kemiringan lereng

Full Text:

PDF

References


Departemen Manajemen Hutan, 2008. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2004. Model Perhitungan Skor Kawasan Rawan Tanah Longsor, Bandung.

Effendi, R. S, 2002. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta: Bumi Aksara.

Lestari, F.F., 2008. Penerapan Sistem Informasi Geografis dalam Pemetaan Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor. Bogor.

Lillesand, T.M., Kiefer, R.W., Chipman J.W, 2004. Remote Sensing and Image Interpretation. Fifth Edition, New York : John Wiley & Sons.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor, Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v1i1.1195

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Free counters!
 
  View My Stats
 
 
 

Lisensi Creative Commons
Jurnal Geosaintek diterbitkan oleh ITS bekerja sama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 

Disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada https://iptek.its.ac.id/index.php/geosaintek/index.