Identifikasi Bahaya Tanah Longsor Menggunakan Metode Very Low Frequency (VLF) Di Bedeng Rejo, Merangin, Jambi

Ichy Lucya Resta, Futra Kibayutullah, Amelia Fitri Ramadhani, Muhammad Yuwanda, Muhammad Rifqi

Abstract


Desa Bedeng Rejo dikenal sebagai salah satu daerah yang berpotensi dalam terjadinya tanah longsor. Metode Very Low Frequency (VLF) digunakan untuk identifikasi bahaya tanah longsor berdasarkan parameter konduktivitas batuan yang didukung kemiringan lereng (slope). Penelitian ini dilakukan menggunakan T-VLF dengan panjang lintasan 200 meter, jarak antar titik ukur 10 meter dan frekuensi pengukuran sebesar 22200 Hz (Jepang). Jenis pengukuran VLF yang digunakan yaitu mode tilt-angle. Ditemukan anomali konduktif yang berada pada rentang 100 - 120 meter dan di bawah permukaan bumi pada 10 - 40 meter dan 170 - 190 meter dengan kedalaman 10 - 30 meter. Perhitungan kemiringan lereng pada lintasan VLF, didapatkan pada jarak 100 – 120 meter yaitu 25% dan pada jarak 170 – 190 meter yaitu 12,5 - 16,67% merupakan lahan dengan kemiringan lereng curam, yang rentan terhadap bahaya tanah longsor, dan mudah tererosi.

Keywords


Very Low Frequency; T-VLF; Mode tilt-angle; Slope

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v8i2.13930

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Free counters!
 
  View My Stats
 
 
 

Lisensi Creative Commons
Jurnal Geosaintek diterbitkan oleh ITS bekerja sama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 

Disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada https://iptek.its.ac.id/index.php/geosaintek/index.