Kerentanan Pesisir Terhadap Bencana Tanah Longsor Di Bungus, Sumatera Barat Dan Sekitarnya Menggunakan Metode Storie
Abstract
Daerah Teluk Bungus dan sekitarnya secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Bungus - Teluk Kabung terletak pada bagian Selatan Kota Padang – Sumatera Barat merupakan salah satu kawasan yang masuk dalam zona potensi terjadi gerakan tanah tinggi hingga menengah. Tulisan ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat kerentanan daerah rawan gerakan tanah daerah pesisir Teluk Bungus menggunakan metode Storie (Storie, 1978 ; Sitorus, 1995) berdasarkan karakteristik fisik berupa tataguna lahan, kelerengan, geologi dan curah hujan setempat. Klasifikasi tingkat kerentanan gerakan tanah menggunakan metode Storie di kawasan Bungus dan sekitarnya dan menghasilkan lima tingkat kerentanan gerakan tanah, yaitu sang
at rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Secara umum klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lokasi longsor memang berada pada daerah dengan tingkat kerentanan gerakan tanah sedang hingga rendah. Kerentanan gerakan tanah di daerah penelitian dipengaruhi oleh kemiringan lereng dan litologi atau jenis tanah, serta curah hujan sebagai faktor pemicu terjadinya gerakan tanah.Keywords
Kerentanan Pesisir; Longsor; Metode Storie; Teluk Bungus
Full Text:
PDFReferences
Sugianti Khori. dkk, 2014, Pengklasan Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Daerah Sumedang Selatan Menggunakan Metode Storie, Bandung, Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan
Karnawati, D., 2003. Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya, Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
O’Green, A. T., and S.B. Southard, 2005. A Revised Storie Index Model in NASIS. Soil Survey Horizons 46 (3), 98-109
Rosidi.H.M.D, 1996, Peta Geologi Lembar Painan dan Bagian Timurlaut Lembar Muara Siberut, Sumatera, Bandung, PUSTILBANG Geologi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2007, Peta Jenis Tanah Kota Padang, Padang, Bapeda Kota Padang
Puslit Tanah, 2004. Klasifikasi Intensitas Curah Hujan. Puslit Tanah, Bogor
Mubekti, Alhasanah F., 2008. Mitigasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan Teknik Pemodelan Sistem Infromasi Geografis. Jurnal Teknik Lingkungan, 9 (2), 121-129
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Peta Perkiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Pada Bulan Agustus 2015, Provinsi Sumbar, Pusdalops PB
Mustaqim Ahmad, 2015, Tebing Pantai Sadranaran Longsor 3 Orang Meninggal, http://jateng.metrotvnews.com/read/2015/06/17/405490/tebing-pantai-sadranan-longsor-tiga-orang-meninggal diakses tanggal 12 Oktober 2015
Sobarin, S., 2013. Pengolahan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat. Presentasi disampaikan pada Seminar Reboan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Tanggal 8 Mei 2012, Bandung
Sitorus, S., 1995. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Tarsito, Bandung.
Storie, R., 1978. Storie Index Soil Rating. Oakland University of California Division of Agricultural Sciences Special Publication 3203
Van Zuidam, R.A., 1983. Guide to Geomorphological Aeral Photographic Interpretation
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v3i1.2954
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Geosaintek diterbitkan oleh ITS bekerja sama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada https://iptek.its.ac.id/index.php/geosaintek/index.