Perhitungan Temperatur Reservoir Panas Bumi Mata Air Panas Daerah Bantarkawung Menggunakan Metode Geotermometer Na-K Dan Entalpi-Silika
Abstract
Manifestasi panas bumi yang muncul di daerah Bantarkawung dan sekitarnya sebagai refleksi sistem panas bumi adalah berupa mata air panas. Penelitian ini terkait pada dua mata air panas yaitu Mata Air Panas Cipanas dan Mata Air Panas Cilakar. Penelitian ini juga menggunakan dua mata air meteorik yaitu Mata Air Meteorik Warudoyong dan Mata Air Meteorik Cilimus sebagai data penunjang. Penelitian ini menggunakan analisis metode geokimia yang diolah berdasarkan data penelitian terdahulu untuk mengetahui tipe air panas bumi, geoindikator dan kesetimbangan fluida. Penentuan temperatur panas bumi daerah penelitian menggunakan dua metode yaitu metode geotermometer Na-K yang berdasar pada kandungan natrium dan kalium mata air panas dan metode diagram silika-entalpi yang berdasar kandungan silika dan entalpi mata air panas serta air meteorik. Berdasarkan analisis geoindikator Cl-Li-B, diinterpretasikan terdapat 2 sistem panas bumi dengan reservoir yang berbeda pada daerah penelitian yaitu Reservoir Cipanas dan Cilakar. Berdasarkan plot Na-K-Mg untuk mengetahui kesetimbangan fluida, MAP Cipanas merupakan fluida partial equilibrium sedangkan MAP Cilakar adalah fluida immature water. Temperatur panas bumi berdasarkan metode geotermometer Na-K adalah 80oC untuk MAP Cipanas dan 60oC untuk MAP Cilakar. Sedangkan berdasarkan metode silika entalpi adalah 145oC untuk MAP Cipanas dan 164oC untuk MAP Cilakar.
Keywords
Bantarkawung; diagram silika vs entalpi; geotermometer Na-K; manifestasi panas bumi; temperatur reservoir
Full Text:
PDFReferences
Fournier, R. O. (1977). Chemical Geothermometers and Mixing Models for Geothermal Systems. Geothermics. 5 : 41-50.
Giggenbach, W. F. (1988). Geothermal solute equilibria. Derivation of Na-K-Mg-Ca geoindicators. Geochim. Cosmochim. Acta. 52 : 2749-2765.
Hadi, A. U. (2008). Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi Indonesia. Jurnal Ilmiah MTG. Vol 1. No 2.
Harijoko, A., Juhri, S. (2017). Cl/B Ratio of Geothermal Fluid Around Slamet Volcano, Jawa Tengah Indonesia. ITB International Geothermal Workshop 2017. IOP Publishing 103: 2018.
Iswahyudi, S., Widagdo, A., Subana, and Herdianita, N.R. (2013), “Outflow Zone Indication of Geothermal System in Paguyangan Hotspring, Brebes, Central Java”, Proceedings, 2nd ITB Geothermal Workshop 2013, Institut Teknologi Bandung, 57-61 pp.
Kastowo., Suwarna, N. Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Keenan, J. H., Keyes, F. G., Hill, P. G., Moore, J. G. (1969). Steam Tables. Wiley. New York. 162pp.
Nicholson, K. (1993). Geothermal fluids: Chemistry and Exploration Techniques. Aberdeen : Springer-Verlag.
Powell, T., Cumming, W. (2010). Spreadsheet for Geothermal Water and Gas Geochemistry. Proceeding 35th Workshop on Geothermal Reservoar Engineering Stanford University. California. Hal : 1-10.
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v5i1.5055
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Geosaintek diterbitkan oleh ITS bekerja sama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada https://iptek.its.ac.id/index.php/geosaintek/index.