Perbandingan Biaya Struktur Akibat Alternatif Pondasi dengan Meninjau Interaksi Struktur-Tanah Dasar Studi Kasus Gedung A Teknik Sipil FTSP ITS

Mohammad Khoiri

Abstract


Gedung A Teknik Sipil ITS adalah gedung dengan denah yang sederhana, simetris, dan tipikal. Lokasi gedung tersebut berada disebelah Rektorat ITS dengan kondisi tanah dasar adalah tanah lunak dengan kedalaman + 16 m. Sesuai dengan kondisi tersebut perencana biasanya memilih pondasi tiang pancang atau pondasi mat sebagai struktur bawahnya. Untuk memikul beban struktur pada sebuah titik Kolom  perencana  dapat  membuat  variasi  kedalaman  tiang  pancang  dan jumlahnya. Perencana dapat memilih kedalaman yang kecil dengan jumlah tiang yang  banyak  atau  sebaliknya.  Dalam  hal  ini  variasi  kedalaman  group  tiang pancang yang dipilih untuk perbandingan adalah 6m, 9m, 12m dan 16m. Jadi akan dibedakan 5 jenis pondasi yaitu pondasi mat dan 4 variasi pondasi tiang pancang, dan dicari sejauh mana perbedaan biaya pondasi dan biaya sturktur akibat adanya perbedaan penulangan struktur sebagai konsekuensi dari jenis pondasinya.  Pemilihan  jenis  pondasi  yang  berbeda  diatas  akan  memberikan penurunan yang berbeda pada titik perletakannya. Sedangkan penurunan dapat menyebabkan perubahan pada gaya dalam struktur atas. Demikian pula dimensi balok dan kolom pada struktur atas akan berbeda. Dengan cara interaksi struktur atas dan struktur bawah, perbedaan penurunan dan gaya dalam pada masing- masing struktur tersebut dapat diketahui dan dimensi serta penulangan balok dan kolom dapat direncanakan. Interaksi ini dihitung dengan menganggap struktur atas bertumpu pada pegas. Koefisien pegas diperoleh berdasarkan perumusan P = k.D. Dimana D  adalah penurunan akibat konsolidasi. Perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa struktur dengan pondasi mat memberikan total biaya paling ekonomis. Selanjutnya diikuti dengan struktur dengan pondasi group tiang pancang 16m, 12m, dan 9m. Sedangkan pondasi tiang dengan kedalaman 6m tidak bisa dilaksanakan karena daya dukung ijinnya terlalu kecil sehingga jumlahtiang yang dibutuhkan terlalu banyak. Untuk struktur dengan pondasi group tiang pancang yang dipancang sampai tanah keras (24m) --tidak akan ada deformasi pada pondasi-- menghasilkan total biaya lebih murah dari group tiang pancang 16 m, akan tetapi tetap lebih mahal dari struktur dengan pondasi mat.

Keywords


Pondasi, Penurunan, Soil-Struktur Interaction

Full Text:

PDF

References


Bowles,1968, Foundation Analysis and Design, New York: Mc Graw Hill Book Company.

Das, B. M., 1988, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis), Alih Bahasa : Endah. N., Mochtar, Jakarta: Erlangga.

Departemen Pekerjaan Umum, 1991, Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SKSNI. T- 15-1991-03, Bandung : Yayasan LPMB.

Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung 1983, Bandung : Yayasan LPMB.

Nottingham, L.C. and Shmertmann, J.H., 1975 , "An Investigation of Pile Capacity Design Procedures", Final Report D 629 to Florida Departement of Transportation from Departement of Civil Engineering, Florida: University of Florida.

Wahyudi, H, 1995, Beberapa Metoda Perhitungan Daya dukung Tiang Pondasi, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Wang, C.K and Salmon, C.G. terj. Binsar H., 1990, Design Beton Bertulang Jilid 1 dan 2, edisi ke 4, Jakarta: Erlangga.

Wilson dan Habibullah, A., 1989, Structural Analisys Programs 90Tm, California: Computer & Structures INC., University Avenue Berkeley.




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j12345678.v3i1.2570

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jumlah Kunjungan:Web
Analytics

Creative Commons License
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil by Pusat Publikasi Ilmiah LPPM Institut Teknologi Sepuluh Nopember is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Based on work at https://iptek.its.ac.id/index.php/jats