Analisa Pemilihan Material pada Bangunan Gudang Atag di Desa Karanganyar Kabupaten Jember
Abstract
Kabupaten Jember dan perkebunan tembakau merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Tembakau telah menjadi komoditas ekspor terkenal di Jember. Kabupaten Jember merupakan salah satu dari tiga wilayah penghasil tembakau jenis na-oogst di Indonesia. Tembakau na-oogst yang merupakan bahan dasar pembuatan cerutu ini melalui proses pengeringan yang berbeda dengan tembakau jenis lain, sehingga memerlukan tempat pengeringan, kondisi, dan perlakuan yang berbeda pula. Tembakau berjenis na-oogst biasanya dikeringkan dengan bantuan gudang pengeringan atau yang biasa disebut dengan gudang atag sehingga pada wilayah-wilayah penghasil tembakau na- oogst biasanya kerap dijumpai bangunan gudang ini. Gudang yang memiliki fungsi utama sebagai tempat mengeringkan tembakau ini dibangun dengan material-material yang mendukung fungsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas dan memberi pengertian lebih mendalam kepada masyarakat berkenaan dengan pertimbangan dalam pemilihan material pembentuk gudang atag, termasuk didalamnya kekurangan dan kelebihan dari masing-masing material. Material pembentuk gudang atag menjadi fokus dalam tulisan ini karena perannya yang sangat signifikan terhadap keberhasilan proses pengeringan dan mutu tembakau yang dihasilkan serta dampaknya bagi lingkungan alam dan manusia.
Jember Regency and tobacco plantations are two inseparable things. Tobacco has become a well-known export commodity in Jember. Jember Regency is one of the three regions in Indonesia that produce na-oogst tobacco. Na-oogst tobacco, which is the main ingredient for cigars manufacture, goes through a different drying process from other types of tobacco, so it requires different drying place, conditions, and treatments. Na-oogst tobacco is usually dried with the help of a drying tobacco barn or commonly known as gudang atag, so in areas that produce this type of tobacco, buildings like these are often found. Gudang atag, which has the main function as a place to dry tobacco, was built with materials that support its function. The purpose of this study is to discuss and provide a deeper understanding to the public regarding considerations in the selection of materials that form gudang atag, which include the advantages and disadvantages of each material that are being used. Materials that form gudang atag is the main focus of this paper because of its very significant role in the success of the drying process and the quality of the tobacco produced also its impact on human and environment.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Artiningsih, N. K. A. (2012). Pemanfaatan Bambu pada Konstruksi Bangunan Berdampak Positif Bagi Lingkungan. METANA, 8(01). https://doi.org/10.14710/metana.v8i01.5117
Bui, Q.-B., Grillet, A.-C., & Tran, H.-D. (2017). A Bamboo Treatment Procedure: Effects on the Durability and Mechanical Performance. Sustainability, 9(9), 1444.
Citraningrum, Andika dan Herawati, Daning. (2019). Lesson from Vernacular Tobacco Barn: A Passive Design Strategy for Energy-Independent Building.
Dhewayani, Jeanny dan Christianto, Eddy. (2006). Los, the tobacco drying barns in Klaten Regency (Central Java) A preliminary study of local folk architecture adaptation. INTA Conference 2006 – Proceedings: Harmony in Culture and Nature. Yogyakarta: Department of Architecture, Duta Wacana Christian University.
Gulo, W, Yovita Hardiwati (Ed). (2002). Metode Penelitian. Jakarta : PT Grasindo.
I Made Wirartha. (2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Andi.
Indonesia.go.id. (2018, 21 September). Tembakau, Sejarah dan Cita Rasa Indonesia. Diakses pada 2 April 2021, dari https://indonesia.go.id/ragam/komoditas/ekonomi/tembakau-sejarah-dan-cita-rasa-indonesia.
Indonesia.go.id. (2019, 28 November). Tembakau Cerutu Jember, Emas Hijau yang Tetap Perkasa. Diakses pada 2 April 2021, dari https://indonesia.go.id/ragam/komoditas/ekonomi/tembakau-cerutu-jember-emas-hijau-yang-tetap-perkasa.
Lembagatembakaujember.disperindag.jatimprov.go.id. (2016, 10 November). Melihat Sejarah Tembakau di Jember. Diakses pada 2 April 2021, dari https://lembagatembakaujember.disperindag.jatimprov.go.id/2016/11/10/melihat-sejarah-tembakau-di-jember/.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Dedy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugrahani, Farida. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Solo: Cakra Books
Padmo, Soegijanto. (1994). The cultivation of Vorstenlands tobacco in Surakarta Residency and Besuki tobacco in Besuki Residency and its impact on the peasant economy and society: 1860-1960. Yogyakarta: Aditya Media.
Saraswati, T. (2013). Perlunya Penutup Atap Straw pada Bangunan Vernakular Masa Kini. Seminar Nasional : Stone, Steel, and Straw Building Materials and Sustainable Environment (hal. 291-299). Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.
Saraswati, T. (2008). Vernakularitas Los, Bangunan Pengering Tembakau di Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 36, No. 1, 65-74.
Sulistyowati, C. A. (1997). Pengawetan Bambu. Teknologi Wacana. Pusat Informasi Teknologi Terapan ELSPPAT. Jakarta, 6, 11–13.
Suriani, Efa. (2017). Bambu Sebagai Alternatif Penerapan Material Ekologis: Potensi dan Tantangannya. EMARA Indonesian Journal of Architecture, 3(1), 33-42.
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j12345678.v6i2.10917
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Desain Interior by Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, ITS is is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://iptek.its.ac.id/index.php/jdi