Analisis Sedimentasi dari Pascabencana Banjir Sungai Belanting
Abstract
Banjir adalah bencana yang banyak terjadi. Sepanjang tahun 2016, 766 peristiwa banjir dan menyebabkan 147 orang meninggal, 107 orang terluka dan 2,72 juta orang diungsikan dari tempat tinggal mereka dan 30.669 rumah rusak. Rawan banjir banyak terjadi yang tidak pernah terjadi sebelumnya seperti Banjir di wilayah kota Bima dan daerah Belanting dll.
Topan tropis Yvette yang sekarang terletak di Samudra Hindia sekitar 620 km selatan Denpasar bergerak ke Timur Laut menyebabkan curah hujan yang tinggi di wilayah Indonesia selatan dan hujan yang lebih ekstrim di Nusa Tenggara Barat terutama di daerah Bima, daerah Sumbawa dan daerah Belanting di bagian timur Lombok distrik.
Untuk mengendalikan energi yang dihancurkan air diperlukan penanganan non fisik melalui Konservasi, menjaga ketersediaan, keberlanjutan, karakteristik dan fungsi air untuk menjaga kuantitas dan kualitas air. Hal yang paling mendesak saat ini adalah mengidentifikasi jumlah sedimen setelah banjir bandang berdasarkan transportasi sedimen dan membuat peta data dasar sungai. Peta-peta ini berisi informasi laju transpor sedimen yang terisi dalam kurva laju sedimen untuk digunakan sebagai pedoman untuk menangani setiap kondisi sungai.
Hasil penelitian diperoleh volume sedimen dasar sungai Volume Belanting maksimum yang langsung ditinjau dan diamati adalah 28.623 M3 / hari dan persamaan Kurva aliran sungai Belanting yang diamati berdasarkan kondisi debit momen yang terjadi selama penelitian adalah debit aliran yang lebih besar, Qw = 3.304 m3 / dt, sehingga hasil perhitungan transpor material sedimen pada musim kemarau sangat sedikit dibandingkan dengan Sediment Discharge untuk digunakan sebagai material Galian C.
Full Text:
PDFReferences
Asdak, C. (2010). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
PP 35/91. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 35 Tahun 1991 tentang Sungai. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomer 44.
PP 37/12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012.
Priyantoro, D. (1987). Teknik Pengangkutan Sedimen. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.
Putra, G.I.B. (2003). “Karakteristik Sedimen Bed Load Gunung Berapi Rinjani (Debris Flow) dan Sedimen Lahan pada DAS Tanggik”. Fakultas Teknik. Universitas Mataram.
Putra, G.I.B, (2008). “Model Eksperimental Tentang Armouring pada Dasar Sungai (The Experimental Model of Armouring in River Bed)”. Jurnal Rekayasa Vol. 9 No. 2; ISSN : 1411-5565; Desember 2008. Fakultas Teknik Unram.
Suprayitno, H. & Soemitro, R.A.A. (2018). “Preliminary Reflexion on Basic Principle of Infrastructure Asset Management”. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, Vol. 2, No. 1, Maret 2018, Hal. : 1-9.
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j26151847.v3i0.5190
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jumlah Pengunjung :
Flag Counter
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas by Departemen Teknik Sipil ITS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.