PENGENDALIAN PERKEMBANGAN MEGA KAWASAN MEGA-URBANISASI GERBANGKERTASUSILA PLUS

Nungki Meiriya, Johan Silas, Bambang Soemardiono

Abstract


Urbanisasi memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan perkoaan di Indonesia. Perkembangan kawasan kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya yang dipengaruhi oleh urbanisasi skala mega memberikan dampak positif dan negative terhadap perkotaan disekitarnva. Salah satunya adalah GERBANGKERTASUSILA Plus (GKS Plus), kawasan ini merupakan kawasan yang secara administratif terpisah tedapi secara fisik, ekonomi dan sosial menyatu akibat adanya dampak resiprokal perekonomian Kota Surabaya terhadap kabupaten/kota Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoaro, Lannongan, Bojonegoro, Tuban, Jombang dan Pasuruan. Penyatuan tersebut mengakibatkan adanya fenomena mega urbanisasi yang sangat besar khususnya pada hinterland Kota Surabaya baik dari segi spasial, ekonomi dan sosial.

Melalui hitungan indeks sosial-ekonomi dan spasial didapatkan antara sosial-ekonomi spasial memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Dari nilai indeks sosial ekonomi dan spasial didapatkan bahwa perkembangan antar Kabupaten/Kota yang tidak seimbang antara perkembangan sosial ekonomi terhadap perkembangan spasialnya. Berdasarkan identifikasi didapatkan banyak kepentingan dan stakeholder dalam perkembangan GKS plus. Dengan analisis stakeholder didapatkan critical player untuk perumusan pola pengendalian. Hasil akhir yang didapatkan adalah pola pengendalian perkembangan kawasan mega urbanisasi yang terdiri dari aspek fisik yaitu kebijakan, proses perencanaan, dokumen tataruang, perijinan dan mekanisme insentif serta disinsentif. Aspek non-fisik mencakup prasarana dan Investasi development generator.


References


Alder, John. (1989). Development Control. London: Sweet & Maxwell.

Babcook, Richard F. and Charles L. Siemon. (1985). The Zoning Game Revisited. Boston: Oel geschlager, Gunn & Hain, Publishers, Inc.

Barnett, Jonathan. (1982). Introduction to Urban Design. New York:Harper & Row Publisers.

Beatley, Timothy. (1993). Ethical Land Use Principles of Policy and Planning. Baltimore: The John Hopkins University Press.

Doxiadis, C.A. (1968). Ekistics: An Introduction to the Science of Human Settlements. London: Hutchinson & Co Ltd.

Fabos, Julius Gy. (1985). Landuse Planning: From Global to Local Challenge. Chapman andHall Ltd. New York.

Harrison, M. L. and Mordney. (1987). Planning Control: Philosophies, Prospects, and Practice. London: Croom Helm.

Hodgell, Murlin. (1958). Zoning. Kansas State College Bulletin. Kansas.

Hok Lin Leung. (1989). Landuse Planning Made Plain. Kingston: Ronald P. Rye & Co.

Khublall and Belinda Yuen. (1991). Development Control and Planning Law in Singapore. Singapore: Longman Singapore Publishers.

McLouuhlin, J. Brian. (1973). Control and Urban Planning. London: Faber & Faber Ltd.

Mandelker, Daniel R. (1993). Landuse Law, 3rd ed. Charlottesville: The Mitchie Co.

Patterson, T. William. (1979). Landuse Planning: Techniques of Implementation. New York: Van Nostrand Reinhold.

Porter, Douglas, R: Parick L. Phillips and Terry J. Lassar. (1998). Fexible Zoning: How it Works. Washington: ULI-the Urban Land Institute.

Schilling, Joseph M and James B. Hare. (1994). Code Enforcement: A Comprehensive Approach. California: Salano Press Books.




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j2716179X.v7i1.2259

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jumlah Pengunjung

 

Creative Commons License

Jurnal Penataan Ruang by LPPM ITS is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Based on a work at https://iptek.its.ac.id/index.php/jpr/index.