TIPOLOGI DAERAH KRITIS WILAYAH KABUPATEN BLITAR

- - Sardjito

Abstract


Menurunnya kualitas lingkungan akibat kegiatan manusia perlu diantisipasi agar tersebut dapat dicegah. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap tipologi kritis fisik kawasan wilayah dengan memperoleh gambaran mengenai tipologi kawasan kritis beserta tingkatannya 

Studi ini mempergunakan metode kuantitatif pengumpulan data sifatnya data primer (wawancara) dan data sekunder (instansional). Analisis mempergunakan metode Sieve Map Analysis. Bentuk pendekatan mempergunakan metode sieve analysis yaitu suatu metode yang sederhana untuk mensistesa suatu penyelesaian yang optimum tentang analisis spasial dengan penurunan faktor dan pemetaan secara umum.

Untuk bentukan kawasan kritis di wilayah studi, terdapat 8 faktor yang berpengaruh. (A) Faktor-Faktor Penentu Kawasan Kritis Aspek Fisik Dasar yang terdiri dari Faktor 1: Penentu Kritis Faktor Curah Hujan, Faktor 2: Penentu Kawasan Kritis Faktor Kestabilan Lereng, Faktor 3: penentu kawasan knitis Faktor Gerakan Tanah; (B) Faktor Pembentuk Kawasan Kritis Aspek Pemukiman, Aspek Kependudukan, yang terdiri dan Faktor 4: penentu kawasan kritis Faktor Pertambahan Penduduk, Aspek Kegiatan Usaha, yang dan Faktor 5 penentu kawasan kritis Faktor Lahan Pertanian bermutu tinggi dan Faktor 6: penentu kawasan Faktor Persawahan Kurang Teratur Aspek Pelestarian Alam, yang terdiri dan Faktor 7: penentu kawasan kritis Tanah Terlantar serta Faktor 8: penentu kawasan kntis Faktorkonservasi Hutan.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, di wilayah Kabupaten Blitar didapatkan 23 tipe kawasan kritis berdasarkan kondisi bentukan kawasan kntis. Studi ini masih memerlukan adanya kajian lebih lanjut, mengingat selain faktor fisik, juga masih ada faktor-faktor penentu kawasan kritis lainnya yang perlu diteliti.

References


Benyamin Fisher H (1975) Perencanaan Regional dalam Konteks Pembangunan Nasional Indonesia. Majalah Prisma Nomor 3.

Djohara T. Djaja dinata (1982). Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perkotaan Dan Pedesaan. Departemen Planologi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITB. Bandung.

Karyoedi Mochtaram (1980). Sieve Map Analyss For site selection with Particular Aplication to Settlement Planning the Transmigration Area of Jambi Indonesia. University of Wales Cardif.

L. Saaty. Thomas. The Analytical Hierarchy Process Planning. Priority Setting, Resource Allocation The Wharton School University of Mc. Graw Hill International Book Campany.

Mubya. (1980). Pengantar Ekonomi Pembangunan, LP3ES. Cetakan ke 6, Jakarta.

MM Purbo Hadidjojo (1980). Majalah Ikatan Ahli Indonesia. Direktorat Geologi dan Pertambangan, Volume lll. No. I.

Sitti Sutriah Nurzaman. Pengantar Pengembangan Wilayah. Departemen Planologi Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, ITB Bandung

Sampurno, Buku Kumpulan Edaran Kuliah Geologi Dasar, Departemen Geologi, Fakultas Teknik Industri, ITB. Bandung.

Kumpulan Edaran Kuliah Perencanaan Pertanian, Departemen Planologi Fakultas Teknik dan Perencanaan, Bandung.

Perencanaan Fisik. (1977), Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Dalam Negeri bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Planologi ITB.

Faktor Geologi Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah Di Indonesia, Jurusan Geologi Fakultas Ilmu PengetahuanAlam Universitas Pajajaran.




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j2716179X.v1i2.2335

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jumlah Pengunjung

 

Creative Commons License

Jurnal Penataan Ruang by LPPM ITS is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Based on a work at https://iptek.its.ac.id/index.php/jpr/index.