Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

Mohammad Muntaha, Lintang Caraka, Andika A.I. Saputra

Abstract


Kota Balikpapan terletak di dekat garis khaturistiwa yang beriklim tropis mengakibatkan peristiwa alam berupa pembasahan pada musim pen­ghujan dan pengeringan saat musim kemarau yang berlangsung sepanjang tahun. Proses pembasahan dan pengeringan akan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik dari tanah, karena perubahan kadar air dapat mengakibatkan perubahan volume tanah. Sampel pengujian tanah residual di ambil dari 3 lereng tanah residual yaitu ITK Balikpapan, PLTU Kariangau Balikpapan, dan PJI Balikpapan Utara; dengan menitikberatkan pengaruh variasi kadar air (pembasahan dan pengeringan) terhadap sifat fisik dan sifat mekanik tanah, pada tanah yang diambil pada kedalaman -0.5 m sampai dengan -1.5 m. Pengujian sifat fisik meliputi berat jenis tanah (γt), berat jenis kering tanah (γd), kadar air (wc), derajat kejenuhan (Sr), porositas (n), angka pori (e), Spesific Gravity (Gs) dan batas Atterberg (LL, PL, PI). Pengujian sifat mekanik yaitu kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ). Proses pembasahan dilakukan dengan cara menambahkan kadar air dari kondisi awal (wi) sampai kondisi kadar air jenuh (wsat), variasi penambahan kadar air sebesar 25%, 50%, 75%, dan 100% dari selisih kondisi kadar air. Sedangkan proses pengeringan dilakukan dengan cara mengurangi kada­­­r air­ dari kondisi awal (wi) sampai kondisi kadar air kering (wdry), variasi pengurangan kadar air sebesar 25%, 50%, 75%, dan 100% dari selisih kadar air. Hasil pengujian menunjukkan terjadinya variasi perubahan sifat fisik dan mekanik yang cukup besar selama proses pembasahan dan pengeringan. Pada kedalaman 0,5 m tanah residual ITK, saat pembasahan mengalami penurunan kohesi 30,24%, dan angka pori naik sebesar 42,25%; tanah residual PLTU mengalami penurunan kohesi tanah 15,29%, dan angka pori naik sebesar 35,38%; tanah residual PJI mengalami penurunan kohesi tanah 31,59%, dan angka pori naik sebesar 31,79%. Selama proses pengeringan dari kondisi inisial kekondisi pengeringan 100 %, tanah residual ITK mengalami peningkatan kohesi tanah 34,09%, dan angka pori turun sebesar 55,30%; tanah residual PLTU mengalami peningkatan kohesi tanah 26,01%, dan angka pori turun sebesar 53,40%; dan tanah residual PJI mengalami penigkatan kohesi tanah 29,14%, dan angka pori turun sebesar 53,87%.


Keywords


variasi kadar air; pembasahan; pengeringan; sifat fisik; sifat mekanik; tanah permukaan; lereng; faktor keamanan; Karang Joang – Balikpapan Utara

Full Text:

PDF

References


M. Muntaha, “Perilaku Parameter Dinamik (shear modulus) Tanah Residual Akibat Siklus Pembasahan-Pengeringan,” Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2012.

B. M. Das, Advanced Soil Mechanics, 2nd ed. 1997.

H. Fredlund, D.G. and Rahardjo, Soil Mechanics for Unsaturated Soils. Rotterdam: Balkema, 1993.




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j23546026.y2018i1.3353

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View my Stat: Click Here

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.