ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MUARA MERICAN DAN TANJUNG LANTERA DI DESA RANTEREIJO KABUPATEN PEKALONGAN PROPINSI JAWA TENGAH
Abstract
Kabupaten Pekalongan adalah sebuah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah Ibu Kotanya adalah Kanjen. Kabupaten Pekalongan terdiri dari 19 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 270 desa, dan 13 Kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kanjen. Luas Kabupaten Pekalongan adalah 836,13 km2, jumlah penduduk 891,442, serta Kepadatan Penduduk 979 jiwa / km2. Sedimentasi juga dapat dilihat di Rantereijo (terutama di Muara Merican dan di Tanjung Lantera ) sejauh 1,4 Km. Kontur dasar laut dan kontur daratan sekitar Muara Merican dan Tanjung Lantera terdapat kelandaian pantai sampai pada jarak 50 meter dari garis pantai bagian utara pulau mempunyai kedalaman 1,0 – 1,5 meter, sedangkan kedalaman perairan yang agak jauh dari garis pantai yaitu sekitar 100 sampai 110 meter, kedalaman perairannya mencapai 10 – 11 meter. Semakain ke Timur kondisi garis pantai semakin landai dimana kedalaman perairan tersebut dicapai pada jarak yang semakin jauh dari garis pantai. Angin dominan berhembus dari arah barat sebesar 19.226 kali atau sebesar 23,76% dengan kecepatan 0-7 knot dan dari arah Utara sebanyak 16.3756 kali atau sebesar 18,47%. Perhitungan tinggi dan durasi gelombang Hs = 0,01616 UA . F1/2 dan Ts = 0,6238 (UA . F)1/3 didapat tinggi gelombang (H) arah Barat 1,61 meter dengan durasi (T) 6,31 detik dan (H) arah Utara 2,72 meter dengan durasi (T) 5,85 detik. Dari pengamatan peta (1997 dan 2002) didapatkan hasil berupa perubahan garis pantai (setelah 5 tahun) dengan angka yang terjadi erosi (arah gelombang Barat) yaitu pada titik pias 6 (-4,556) maksimal dan titik pias 7 (-3,152) minimal, adapun sedimentasi terjadi pada titik pias 51 (90,990) maksimal dan titik pias 18 (22,778) minimal. Sedangkan erosi (arah gelombang Utara) yaitu pada titik pias 72 (-14,403) maksimal dan titik pias 67 (-0,375) minimal, serta sedimentasi terjadi pada titik pias 15 (17,750) maksimal dan titik pias 8 (0,044) minimal. Akan tetapi juga terdapat garis pantai yang tidak mengalami perubahan yaitu pada titik pias 15 (arah gelombang Barat). Berdasarkan data-data dan hasil analisa yang telah diperoleh maka pada daerah pantai Muara Merican dan Muara Tanjung Lantera di pilih bangunan pelindung pantai dapat berupa kombinasi antara Jetty maupun Groin.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Prop. Jawa Tengah, 2000
Bengen, Dietriech.G. 2004. Sinopsis, Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip Pengelolaannya, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB
Gunawan. 2004. Konsep Perencanaan Konservasi Dalam Menata Ruang Darat-Laut Terpadu, Praditya Paramita, Jakarta
Kurdi, Siti, Z. 2006. Identifikasi Kerugian Kawasan Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut, Puslitbang Pemukinan.
Martono, Dwi. N. 2006. Aplikasi Data Penginderaan Jarak Jauh untuk Mendukung Perencanaan Tata Ruang di Indonesia
Mastra, Ris, R. 2004. Penggunaan Citra untuk Memantau Perubahan dan Kerusakan Kawasan Pantai, Pusinfo Kelautan.
Profil Kabupaten Pekalongan. 2007.
Suhardi, I. 2004. Peran Sel Sedimen dalam Perencanaan dan Penataan Ruang Pesisir di Indonesia
Sulistiyo, B. 2004. Menata Wilayah Laut.
Triatmodjo, B. 2004. Teknik Pantai.
Witoelar, E. 2001. Strategi Pengembangan dan Penataan Ruang Wilayah Pesisir
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24423998.v4i2.7305
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Geoid Journal of Geodesy and Geomatics by Department of Geomatics Engineering - ITS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.