Desain Interior Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara, Konsep Global Metropolitan Culture

Tunjung Atmadi Suroso Putro, Kiki Nurmalah

Abstract


Ditengah modernisasi seperti dewasa ini keberadaan museum mulai terabaikan. Dengan adanya Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara yang merupakan institusi seni berbasis di Jakarta yang menjadi pertama dalam jenisnya. Museum ini adalah yang pertama untuk memberikan akses publik terhadap koleksi seni modern dan kontemporer yang berasal dari Indonesia dan internasional. Memiliki program pameran dan acara aktif di fasilitas seluas 7.100 meter persegi termasuk pendidikan di tempat dan ruang konservasi. Museum adalah sebuah lembaga yang tetap untuk kepentingan masyarakat dan perkembangannya serta terbuka untuk umum dengan tujuan edukatif maupun rekreatif. Maka dari itu desain sebuah interior museum perlu diperhatikan demi mendukung kesuksesan sebuah desain museum antara lain dalam hal teknik display, pengkategorian galeri, system signage, maupun pencahayaan. Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara berada di Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia.  Dengan mengangkat tema Global Metropolitan Culture, yaitu pengangkatan budaya metropolitan yang diharapkan dapat mendunia dengan menerapkan gaya kontemporer. Citra dari museum yang ingin ditampilkan yaitu menyenangkan, nyaman, bersih dan dengan memadukan konsep edukasi yang modern sehingga museum akan menggunakan fasilitas yang modern sebagai sarana pemberi edukasi kepada pengunjung agar informasi tentang koleksi yang dipamerkan oleh museum dapat diterima dengan baik dan diharapkan dapat memberikan wawasan untuk pengunjung.

Kata kunci: interior; museum; contemporar; seni; pengunjung

 

ABSTRACT

 

Amid modernization like today the existence of museums has begun to be neglected. With the existence of the Modern Museum and Contemporary Art in Nusantara, which is a Jakarta-based art institution that became the first in its kind. This museum is the first to provide public access to a collection of modern and contemporary art from Indonesia and internationally. Has an active program of exhibitions and events in facilities covering an area of 7,100 square meters including education in conservation areas and spaces. The museum is an institution that remains for the benefit of the community and its development and is open to the public with educational and recreational purposes. So from that the design of a museum interior needs to be considered in order to support the success of a museum design, among others in terms of display techniques, gallery categorization, signage systems, and lighting. The Modern and Contemporary Art in Nusantara Museum is located in Jakarta which is the capital of Indonesia. By raising the theme of Global Metropolitan Culture, namely the appointment of metropolitan culture that is expected to be global by applying contemporary styles. The image of the museum that  wants to be displayed is fun, comfortable, clean and by combining modern educational concepts so that the museum  will use modern facilities as a means of providing education to visitors so that information about the collections  exhibited by the museum can be well received and is expected to provide insight for the visitor.

Keyword: interior; museum; contemporary; art; visitors


Keywords


interior; museum; contemporar; seni; pengunjung

Full Text:

PDF

References


Agus, S. (1998). Pedoman Tata Pameran di Museum. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta.

Atmadi, T. (2018). Revitalisasi Desain Interior Museum Kebangkitan Nasional dan Museum Sumpah Pemuda Jakarta. Jurnal Narada. Vol. 5 No. 3 Edisi Desember.

Direktorat Museum. (2007). Pengelolaan Koleksi Museum. Jakarta: Direktorat Museum, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Direktorat Museum. (2008). Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Museum, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

ICOM (International Council of Museum). (2013). ICOM Code of Ethics for Museums. Paris: International Council of Museums.

Jonathan, Tandean. (2016). Museum Seni Kontemporer di Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Joseph De Chiara, Julius Panero, dan Martin Zelnik. (2001). Time Saver Standards for Building. New York: McGraw-Hill, Inc

Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek edisi 33 jilid 2, Trans Sunarto Tjahjadi dan Ferryanto Chaidir. Jakarta: Erlangga.

Permuseuman, direktorat Jendral Kebudayaan departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutaarga, Moh. Amir. (1976). Museum Di Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman, Direktorat Jendral Kebudayaan departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutaarga, Moh. Amir. (1976). Permasalahan Museum di Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman, direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutaarga, Moh. Amir. (1998). Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta: Proyek Pembinaan.

Sutrisno, Heru. (2011). Museum Seni Gerabah di Kasongan, Bantul. Skripsi. Program Studi Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Wulandari, Wiwik Sri. (2008). Seni Grafis Yogyakarta dalam Wacana Seni Kontemporer. Skripsi. Program Studi Seni Grafis, Universitas ISI Yogyakarta.

Website:

https://www.museummacan.org/about?lan g=idculture/art/museum-MACAN-indonesia-s-

http://www.mondecor.com/about

https://serupa.id/seni-rupa-kontemporer/contemporary-art-set-to-open-1.668721

https://www.thenational.ae/arts-first-international-museum-of-

https://maubelajarapa.com/educator/art1n ewmuseum/




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j12345678.v4i2.5709

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
Jurnal Desain Interior by Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, ITS is is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Based on a work at https://iptek.its.ac.id/index.php/jdi