Analisis Efek Tapak Lokal pada Lokasi Stasiun Seismik di Pulau Jawa
Abstract
Salah satu syarat penempatan stasiun seismik yang baik yaitu sensor seismik harus diletakkan di atas batuan dasar dengan tujuan untuk meminimalisir faktor amplifikasi gelombang yang berpengaruh pada penentuan magnitudo gempabumi. Pada penelitian ini dilakukan analisis karakteristik tanah lokasi sensor seismik pada 22 stasiun seismik yang tersebar di Pulau Jawa. Data sinyal seismogram getaran natural dari masing-masing stasiun dianalisis menggunakan metode HVSR untuk mendapatkan nilai faktor amplifikasi (Ao) dan periode dominan (Tdom) tanah. Untuk penentuan jenis tanah di lokasi stasiun seismik, digunakan nilai periode dominan (Tdom) tanah. Dari 22 stasiun seismik, sejumlah 36.4 % berlokasi pada tanah lunak, 13,6 % pada tanah medium, 22.7 % pada tanah keras, dan 27.27 % terletak pada batuan. Sejumlah 10 stasiun seismik memiliki faktor amplifikasi lebih dari 2 kali lipat, dengan nilai tertinggi 7.73 kali pada stasiun CNJI (Cianjur, Jawa Barat) dan nilai terendah 0.89 pada stasiun TNGI (Tangerang, Banten). Tidak hanya efek tapak lokal namun perlakuan terhadap sensor juga mempengaruhi nilai amplifikasi gelombang di stasiun.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24604682.v14i3.3745
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.