AKHLAQ DALAM PERSPEKTIF SUFISTIK
Abstract
Al Qur-an suci menyabdakan, terjemahnya,”Kecuali (adalah bagi) orang-orang yang menghadapkan diri kepada Allah dengan hati yang bersih….(Q.S.26:89). Kebalikannya,”…yang di dalam hatinya ada penyakit,” (Q.S.2:10). Orang ini diberi mata,dapat melihat bintang, bulan, matahari,bahkan dapat melihat atom, tetapi tidak dapat melihat dirinya sendiri. “Mata mereka tidak buta tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada (Q.S.22:46). Islam saat membicarakan akhlaq tidak hanya berdimensi jasadi, perbuatan dhahir, juga ada dimensi batini yang bersumber dari hati. Di hati utamanya tempat iman, tashdiqun bil qalbi, pembenaran di hati, sehingga akhlaq tidak dapat dipisahkan dengan iman.Urgensinya akhlaq berada pada tataran kedekatan dan kecintaan Allah ta’ala. Secara duniawy mendatangkan manfaat bagi diri, siapa, apa, dan menempati maqam taqwa. Secara ukhrawy menikmati kelezatan surgawy sebagai kebahagian hidup yang sempurna.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abu Bakar Jabir al Jazairi, 2005,”Ensiklopedi Islam,” Penerjemah Fadli Bahri Lc., Darul Falah, Jakarta
Departemen Agama RI.,1989,”Al Qur-an dan Terjemahnya,” Mahkota, Surabaya
Imam Ghazali, 2008,”Ringkasan Ihya Ulumuddin,”Penerjemah Abdul Rasyad Siddiq, Akbar, Jakarta
Majdi Fathi as Sayyid, 2009,”Menghadirkan Rasa Takut kepada Allah,”Penerjemah Hikmatullah, Aqwam, Solo
Shafiyurrahman al Mubarakfury, 2010,”Sirah Nabawiyah,”Penerjemah Sulaiman Abdurrahim, Sygma Publishing, Bandung
Zulkabir dkk.,1993,”Islam Konseptual dan Kontekstual, Itqan, Bandung
Zakaria Ghulam Qadir al Bakistani, 2009,”Ensiklopedi Islam,”Penerjemah Izzudin Karimi, Pustaka Yassir, Surabaya
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24433527.v4i1.642
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.