Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam Pemetaan Potensi Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kota Malang, Jawa Timur)

Dwi Ramadhani, Teguh Hariyanto, Nurwatik Nurwatik

Abstract


Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah terjadi 1080 bencana banjir di Indonesia sepanjang tahun 2020. Pada tanggal 18 Januari 2021, Kota Malang diguyur hujan dengan intensitas tinggi sehingga terjadi bencana banjir dan tanah longsor yang menyebabkan satu orang hilang dan 260 rumah terendam banjir. Dengan adanya bencana tersebut maka diperlukan analisis terhadap penyebab terjadinya banjir serta melakukan pencegahan dan mitigasi dengan pemetaan potensi banjir. Penelitian ini menggunakan metode pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan narasumber pegawai BAPPEDA Kota Malang, pegawai DPUPRPKP Kota Malang, dan pegawai BPBD Kota Malang. Parameter yang digunakan antara lain ketinggian lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, tutupan lahan, histori banjir, curah hujan, dan kerapatan sungai. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa curah hujan memiliki pengaruh lebih besar terhadap banjir dengan bobot sebesar 50%, diikuti dengan parameter lain yaitu kemiringan lereng 15%, tutupan lahan 11%, kerapatan sungai 10%, histori banjir 7%, ketinggian lahan 4%, dan jenis tanah 3%. Kemudian didapatkan tiga kelas potensi banjir yaitu potensi tinggi sebesar 3,04 km2, potensi sedang sebesar 90,42 km2, dan potensi rendah sebesar 9,41 km2. Wilayah yang berpotensi tinggi terhadap banjir adalah Kelurahan Kelurahan Arjosari, Purwodadi, Pandanwangi, Purwantoro, Sawojajar, Bunulrejo, Blimbing, Jatimulyo, Tlogomas, Lowokwaru, Dinoyo, Ketawanggede, dan Penanggungan.

Keywords


Banjir; Analytical Hierarchy Process; SIG

Full Text:

PDF

References


Bakornas PB. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2013. Indeks Risiko Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2021. Kejadian Bencana Tahun 2020. . Dikunjungi pada 12 Januari 2021, jam 19.30.

Junivan, dkk. 2018. Analisis Potensi Banjir di Kota Denpasar Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, 17(2), pp.227-236.

Matondang, J.P. 2013. “Analisis Zonasi Daerah Rentan Banjir Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus: Kota Kendal dan Sekitarnya). Jurnal Geodesi Universitas Diponegoro.Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 (ISSN:2337-845X)

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya.

Prayudhatama, A., 2017. Kajian Bahaya dan Kerentanan Banjir di Yogyakarta. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Primayuda A, 2006. Pemetaan Daerah Bahaya dan Resiko Banjir Menggunakan Sistem Informasi Geografis: studi kasus Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Tugas Akhir. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Seyhan, E. 2008. Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta.

Wismarini, T.D. dan Sukur, M., 2015. Penentuan tingkat kerentanan banjir secara geospasial. Dinamik, 20(1).




DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24423998.v17i1.10250

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
Geoid Journal of Geodesy and Geomatics by Department of Geomatics Engineering - ITS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.