Abstract
Kali Porong merupakan area pembuangan lumpur Sidoarjo untuk mencegah jebolnya tanggul akibat pertambahan volume lumpur secara terus menerus. Kebijakan membuang lumpur ke Kali Porong menimbulkan dampak bagi lingkungan di sekitar Kali Porong. Material lumpur ini tidak hanya mengendap pada sepanjang aliran sungai tetapi juga di daerah muara Kali Porong. Sedimen inilah yang menyebabkan terjadinya pertambahan daratan (reklamasi) hingga terjadi perubahan tutupan lahan di sekitar muara Kali Porong. Area terdampak lumpur yang semakin meluas juga menyebabkan perubahan tutupan lahan.Metode yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan tutupan lahan adalah dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh yang dapat mencakup wilayah yang luas dengan cepat dan efesien. Data yang digunakan adalah citra satelit ALOS AVNIR-2 tahun 2009 dan 2010 serta SPOT-4 tahun 2011. Metode klasifikasi terbimbing dengan algoritma maximum likehood digunakan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan yang terjadi di muara Kali Porong.Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan perubahan luasan tutupan lahan antara tahun 2009 hingga 2011. Pada tahun 2009 hingga 2010, kelas yang mengalami pertambahan luas adalah jalan, lumpur, semak, dan tambak/empang. Sedangkan kelas yang mengalami penurunan luas adalah lahan hutan basah, pemukiman, pertanian, dan sungai. Pada tahun 2010 hingga 2011, kelas yang mengalami pertambahan luas adalah jalan, lahan hutan basah, lumpur, pertanian, semak dan sungai. Sedangkan kelas yang mengalami penurunan luas adalah pemukiman dan tambak/empang. Diantara perubahan luasan tutupan lahan yang terjadi, kelas pemukiman mengalami penurunan tiap tahunnya, dimana sejak tahun 2009 hingga 2010 luasan pemukiman berkurang 364,46 ha dan pada tahun 2010 hingga 2011 luasan pemukiman berkurang 117,49 ha. Sedangkan luas lumpur bertambah sejak tahun 2009 hingga 2010 sebesar 221,66 ha dan 41,91 ha pada tahun 2010 hingga 2011. Penyebab perubahan luas tutupan lahan ini antara lain, meluasnya area lumpur Sidoarjo yang menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman serta persawahan, dampak lingkungan akibat pembuangan lumpur seperti rusaknya tambak karena lumpur yang terus mengalir hingga ke saluran tambak, dan kondisi psikologis masyarakat sekitar semburan yang khawatir untuk tetap tinggal atau bermukim di sekitar lokasi akibat perkembangan semburan lumpur.
Keywords
penginderaan jauh; muara; tutupan lahan, ALOS AVNIR-2, SPOT-4
References
Anderson, J.R., Ernest E.H., John T.R., dan Richard W. 1976. A Land Use and Land Cover Classification System For Use With Remote Sensor Data. Washington: United States Printing Office.
Campbell, J.B. 1987. Introduction to Remote Sensimg. New York : The Guilford Express.
Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital : Teori dan Aplikasi dalam Bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Geoimage, 2010.Satellite,. dikunjungi pada tanggal 8 Oktober 2011, jam 21.00.
Japan Aerospace Exploration Agency, March. 2008. ALOS AVNIR-2 Data Users Handbook, . dikunjungi pada tanggal 9 Oktober 2011, jam 20.00.
Jensen, J.R. 1986. Introductory to Digital Image Processing. A. Remote Sensing Perspective. Second Edition. New Jersey : Prentice Hall.
Lillesand, T.M., dan R.W. Kiefer. 1994. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Alih Bahasa: Dulbahri. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Moko, G.I. 2011. Evaluasi Perubahan Tutupan Lahan Wilayah Perairan Pesisir Surabaya Timur Sidoarjo Dengan Menggunakan Citra Satelit Multitemporal. Surabaya : Teknik Geomatika FTSP-ITS
Purwadhi, F. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta : Grasindo.
Susilowati, D. 2003. Penerapan Metode Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisa Perubahan Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Wilayah Kali Surabaya). Surabaya : Teknik Geomatika FTSP-ITS.
.