STUDI INDEKS VEGETASI UNTUK IDENTIFIKASI VEGETASI HUTAN GAMBUT MENGGUNAKAN CITRA AIRBORNE HYPERSPECTRAL HYMAP DI DAERAH HUTAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH
Abstract
Metode indeks vegetasi yang digunakan adalah NDVI, RDVI, dan MSR dengan menggunakan panjang gelombang ( 750,705) dan ( 800,670 ) yang dikorelasikan dengan data prosentase crown cover. Selanjutnya perhitungan algoritma dengan koefisien korelasi terbaik yang akan digunakan untuk menghasilkan peta persebaran crown cover. Lokasi penelitian adalah kawasan hutan gambut Kalimantan Tengah yang terletak di koordinat ( 1º56’29.68”LS, 113º27’27.86”BT ) – ( 1º47’58.88”LS, 113º38’3.29”BT ) pada test site 1 di Kabupaten Katingan dan ( 2º26’3.39”LS, 113º51’13.42”BT ) – ( 2º14’13.55”LS, 114º7’38.41”BT ) pada test site 2 di Kabupaten Pulang Pisau.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra Airborne Hyperspectral Hymap mampu digunakan dalam menghasilkan data indeks vegetasi dengan algoritma NDVI, RDVI, dan MSR. Nilai koefisien determinasi tertinggi 0,821 yaitu dengan indeks vegetasi NDVI pada panjang gelombang ( 750,705 ) kerapatan crown cover yang dihasilkan menjadi 6 kelas yaitu sangat rapat ( 85-100%), rapat ( 70-84% ), sedang ( 50-69% ), rendah ( 30-49% ), jarang ( 10-29% ), sangat jarang ( 1-9% ). Kecuali NDVI pada panjang gelombang ( 800,670 ), crown cover dapat memiliki efek yang besar pada indeks vegetasi yang diikuti dengan besarnya koefisien determinasi yaitu MSR( 750,700 ) = 0.798, RDVI( 750,705)= 0.541, RDVI( 800,670 )= 0.678, NDVI( 800,670 ) = 0.305, NDVI( 750,705 )= 0.821.
Hasil klasifikasi dari Peta Kerapatan Vegetasi digunakan untuk analisa kesesuaian terhadap UU RKTN 2011 – 2030, yang hasilnya adalah pada test site 1 terdapat 0.002% dari vegetasi yang termasuk dalam kawasan hutan alam dan lahan gambut, 0.067% termasuk dalam kawasan pengusahaan skala kecil, dan 2.883% termasuk dalam kawasan perusahaan skala besar (HA/HT). Namun pada test site 2 84% vegetasi termasuk pada kawasan konservasi dan sisanya tidak termasuk dalam kawasan arahan kebijakan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Avery, T.E. and Burkhart, H.E. 2002. Forest Measurements. 5th edition. McGraw Hill, New York. 456 p
Brack, Chris. 1999. Crown Closure. ANU
Haboudane,Driss John R. Miller, Elizabeth Pattey, Pablo J. Zarco-Tejada, Ian B. Strachan.
Liang, S., T. Zheng, D. Wang, K. Wang, R. Liu, S. Tsay, S. Running, & J. Townshend. 2007. “ Mapping High-Resolution on Interpreting Tower-Based Flux Observations”. Remote Sensing of environment, 112, 337-349.
Purwana, Edita Yudia. 2000. Studi indeks vegetasi untuk identifikasi vegetasi hutan rawa gambut melalui analisis digital data landsat TM :: Studi kasus di sebagian areal HPH PT. Brata Jaya Utama, Kalimantan Tengah. Universitas Gadjah Mada, 2000
Takahashi, O. Takeda, T. Evri, M. Kashimura, O. Osaki, M. Hirose, K. Segah H. 2012. Quantitative Measurement from Unifying Field and Airborne Hyperspectral (HyMap) for Diagnosing Peat Forest Degradation in Central Kalimantan, Indonesia. Presented on “International Conference on Sustainability Study (ICSS)”, Bali, January 11, 2012
Spur, S.H. 1952. Forest Inventory Ronald Press, New York. 476p.
Sukmono, Abdi. 2012. Algoritma Estimasi Kandungan Klorofil Tanaman Padi Dengan Data Airborne Hypersectral. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.49/Menhut-Ii/2011
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24423998.v9i2.757
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Geoid Journal of Geodesy and Geomatics by Department of Geomatics Engineering - ITS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.