PENURUNAN RASA CINTA BUDAYA DAN NASIONALISME GENERASI MUDA AKIBAT GLOBALISASI
Abstract
Saat dunia sudah mengalami era globalisasi, kita bisa berhubungan satu dengan yang lain dengan mudah dan sangat menguntungkan. Tetapi dengan adanya globalisasi ini mengakibatkan banyaknya budaya yang masuk dan menyebabkan berbagai masalah di negeri ini, misalnya menurunnya rasa cinta budaya dan nasionalisme generasi muda. Budaya Indonesia bisa hilang termakan zaman karena orang-orang Indonesia lebih suka meniru kebudayaan luar. Anak muda sebagai penerus bangsa harus bisa mempertahankan kelestarian budaya daerahnya masing-masing untuk memperkuat identitas kita sebagai orang Indonesia. Namun, kita merasa hilang harapan jika melihat anak-anak muda akhir-akhir ini merasa lebih bangga dengan budaya luar. Padahal kunci konservasi budaya terletak pada niat dan semangat anak-anak muda untuk tetap melestarikan dan generasi sebelumnya mengajarkan hal-hal yang mereka ketahui tentang budaya, sejarah dan tradisi negara kepada generasi muda. Sejak dini, orang Indonesia harus rajin mempelajari bahasa daerah, tarian daerah, menonton pertunjukan tradisional atau upacara adat, supaya rasa cinta terhadap budaya tumbuh dan berkembang. Sekarang anak-anak TK cenderung suka menonton Ben 10 dan bermain boneka berbie, yang semuanya pengaruh luar. Di era global mempelajari budaya luar khususnya penguasaan bahasa asing (Bahasa Inggris, Cina) memang menjadi suatu syarat untuk memperoleh pekerjaan yang bagus, namun bukan berarti harus meninggalkan budaya bangsa. Berbanggalah dengan candi-candi, kain tenun, tari piring, ketukan kendang, karena inilah identitas bangsa Indonesia. Perjuangan kita sekarang adalah mengembalikan rasa cinta itu kepada generasi muda Indonesia. Tumbuhkan rasa cinta akan budaya kita sejak usia muda.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kuntowijaya, Budaya Elite dan Budaya Masa dalam Ectasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam masyarakat komoditas Indonesia, Mizan 1997.2
Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil dalam Ectasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam masyarakat komoditas Indonesia, Mizan 1997.
Fuad Hasan. “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia”. http://kongres.budpar.go.id/news/article/pokok_pokok_bahasan.htm, didownload 7/15/04.4.
Koenjaraningrat. 1990, Kebudayaan mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia. 5.
Adeney, Bernard T. 1995, Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta:Kanisius.
Al-Hadar Smith, Syariah dan Tradisi Syiah Ternate”, dalam http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm, didownload 7/15/04.6
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24433527.v4i2.632
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.