KEKURANGAN DAN KELEBIHAN MUI (MAJELIS ULAMA’ INDONESIA) DI ERA ORDE BARU
Abstract
Awal mula berdirinya Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) bukanlah kehendak umat Islam sepenuhnya dan bukan pula kehendak dari para ulama’ Islam, tetapi berdirinya MUI adalah kehendak dari pemerintah Indonesia pada saat itu (Orde Baru) dalam rangka menguatkan kedudukan pemerintahan di saat itu. Namun demikian setelah berdirinya MUI, terdapat kekurangan dan kelebihan dalam menfatwakan berbagai macam permasalahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat Indonesia karena di Indonesia terdapat berbagai aliran keagamaan, bahkan dalam Islam itu sendiri terdapat beberapa madzhab yang berbeda.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al Baidowi, (t.t), Anwar At-Tanzil wal Asro’ At-Takwil Al Musamma Tafsir Al Baidawi, Dar Al Fikr.
Al Badri, Abdul Aziz, 1987, Al Islam Bainal Ulama’ wal Khukama’, Alih Bahasa: Salih Muhammad Wahid. Pustaka Mantek, Solo.
Abu Al Yusr, Umamah Ibnu Muhammad Ibnu Al Karim, 1963, Ushul Addin, Darul Ihya’ Al Kutub Al Arobiyah.
Biro Pustaka Statistik, 1984, Beberapa Ciri Pemeluk Agama di Indonesia, Jakarta.
Departemen Agama RI, 1982, Monografi Kelembagaan Agama di Indonesia.
Departemen Agama RI, 1985, Al Qur’an dan terjemahannya.
Ghazali, Al Imam, (t.t), Ihya’ Ulumuddin jilid 1, Darul Ihya’ Al Kutub Al Arobiyah.
Majelis Ulama’ DKI Jakarta, 1985, Rangkaian Fatwa/Keputusan.
Noor, Deliar, 1983, Islam; Pancasila; dana Asas Tunngal, Yayasan Perhidmatan, Jakarta.
Noor, Deliar, 1983, Administrasi Islam di Indonesia, Rajawali, Jakarta.
Pustaka Panji Mas, 1984, Kumpulan Fatwa MUI, Jakarta.
Sekretariat MUI, Masjid Agung Al Azhar, 1976, Majelin Ulama’ Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Sekretariat MUI, 1980, Keputusan-keputusan Munas II MUI.
DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j24433527.v2i1.668
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.